Suku Sasak – Suku yang hidup di wilayah Pulau Lombok dan menggunakan dengan suatu bahasa Sasak. Dalam kebanyakan orang Sasak adalah Muslim, yang hanya sebagian kecil dari orang Sasak.
Sasak yang telah menganut dalam kepercayaan Boda dan tidak mengakui dan mengenali Sidharta Gautama (Sang Buddha) sebagai karakter utama. Dalam sebuah agama Boda di wilayah Sasak justru telah dibentuk oleh pemujaan arwah terhadap leluhurnya sendiri dan juga dengan berbagai kepercayaan tersebut.
Demikian pembahasan yang telah kami sampaikan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Suku Sasak, sejarah, awal mula, dan sistem masyarakat suku ini. Untuk ulasan selengkapnya, yuk… Simak sebagai berikut.
Apa itu Suku Sasak ?
Suku Sasak merupakan sebuah suku yang hidup di wilayah Pulau Lombok dan telah menggunakan dalam suatu bahasa Sasak. Kebanyakan orang Sasak ialah memiliki agama Muslim, akan tetapi hanya sebagian kecil dari kalangan masyarakat Sasak tersebut.
Ada praktik Islam yang agak berbeda dari Islam secara umumnya, yaitu Wetu Telu Islam, akan tetapi kira-kira 1% yang melakukan suatu ibadah tersebut. Terdapat beberapa suku Sasak yang mengikuti dalam suatu kepercayaan pra-Islam yang disebut sebagai “Sasak Boda”.
Kata Sasak yakni telah berasal dari sebuah kata sak sak dan memiliki arti satu. Kata Sak juga digunakan oleh beberapa suku Dayak di pulau Kalimantan untuk mengatakan satu. Orang-orang Sasak dikenal karena menenun kain dengan baik. Di masa lalu, setiap wanita dianggap sebagai orang dewasa dan siap untuk menetap jika dia bisa menenun dengan baik.
Tenun termasuk dalam sebuah bahasa Sasak ialah Sèsèk. Kata sèsèk berasal dari suatu kata saksak, tightness, sneak. Dalam Sèsèk, utas dimasukkan satu demi satu (sak sak). Benang tersebut kemudian dikompresi sampai padat dan kuat, sehingga ketika dipukul dalam sebuah alat tenun itu menjadi bentuk kain.
Sejarah Pengaruh, dan Kekuasaan Suku Sasak
Sejarah Lombok tampaknya terkait erat dengan perubahan kekuasaan dan perang pada waktu tersebut. Baik perang antara kerajaan di Lombok itu sendiri maupun perang yang disebabkan oleh ekspansi kekuasaan dari daerah lain.
Dikatakan bahwa dalam masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan di Medang (Mataram Lama), banyak kalangan orang pendatang datang dari Jawa ke wilayah Lombok. Banyak dari mereka kemudian menikah terhadap penduduk setempat, hingga dalam keturunannya dengan kemudian dikenal dengan sebutan suku Sasak.
Selain itu, pulau Lombok ada dalam catatan sejarah abad ke-14 hingga ke-15. Abad M di bawah pengaruh Kerajaan Majapahit. Bahkan, dapat dilaporkan bahwa Maha Patih Gajah Mada sendiri, yang datang ke Lombok pada saat itu, untuk menaklukkan beberapa kerajaan di pulau itu.
Melemahnya dalam pengaruh Majapahit membuka sebuah jalan bagi perkembangan agama Islam di wilayah Lombok. Islam mungkin telah tiba di pulau Lombok jauh sebelumnya, tetapi dalam penyebaran yang telah signifikan datang dari bantuan orang-orang suci dan otoritas Islam di wilayah dan tanah Jawa.
Antara dalam abad 16 sampai 17, Islam bahkan menaklukkan terhadap Kerajaan Selaparang, merupakan salah satu sebuah kerajaan yang cukup kuat di wilayah Pulau Lombok. Islam kemudian telah menyebar dalam seluruh wilayah Lombok, meskipun masih bercampur terhadap budaya lokal.
Ketika Belanda akhirnya telah berhasil dalam mengambil alih Lombok dari Kerajaan Bali alih-alih mengembalikan Lombok ke para bangsawan Sasak, mereka yakni menjadi penjajah baru di wilayah tersebut.
Menurut Kraan, Belanda telah berhasil menaklukkan sebuah daerah yang sebelumnya di bawah dalam suatu Kerajaan Bali, dan penduduknya akan dikenakan dengan sebuah pajak yang sangat tinggi.
Struktur dan Sistem Masyarakat Sasak
Di masa lalu, Sasak yakni dapat dibagi menjadi dua tingkat politik dan sosial utama, yakni Amaatau-Jajar sebagai mayoritas masyarakat dan kelompok bangsawan yang dikenal sebagai kelompok karang Perwangsa.
Kelas perwira ini selanjutnya dibagi menjadi dua tingkatan, bangsawan tinggi (pejabat) sebagai penguasa dan bangsawan rendah (triwulanan). Para bangsawan (petugas) umumnya menggunakan data judul. Mereka juga dapat dikenal sebagai Denda untuk wanita dan Raden untuk pria.
Baca Juga :
- Suku Asmat
- Tari Serimpi
- Tari Topeng
- Tari Merak
- Sejarah Bahasa Jerman: Kegiatan & Penjelasan Bahasa Lengkap
Demikian pembahasan yang telah kami sampaikan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Suku Sasak, pengertian, sejarah, pengaruh, struktur dan penjelasan lainnya. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semua.