Suku Asmat – Kehidupan dalam suku ini, yakni sangat menarik sehingga dapat memantrai salah satu petualang dari Amerika Serikat, yang bernama Michael Clark Rockfeller.
Dapat dikenal karena dalam sebuah ukiran kayu yang begitu sangat unik. Populasi Asmat dapat dibagi menjadi dua orang yang tinggal di daratan dan tinggal di pantai.
Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan mengenai Suku Asmat, pengertian, adat istiadat beserta upacara adatnya.. Untuk ulasan selengkapnya, yuk… Simak penjelasan nya sebagai berikut.
Apa itu Suku Asmat ?
Asmat merupakan sebuah nama suku yang terbesar dan paling terkenal dari banyak suku di wilayah Papua, Indonesia. Salah satu hal yang membuat suku Asmat terkenal ialah sebuah hasil dari ukiran kayu tradisional, yang ditandai dengan fitur khusus.
Beberapa motif atau ornamen yang sering digunakan dan merupakan tema utama dari sebuah proses ukiran patung suku Asmat mengambil tema leluhur suku tersebut, dan dapat disebut sebagai mbis.
Namun tidak berhenti sampai di situ saja sering ditemukan motif atau ornamen lain yang telah menyerupai sebuah bentuk wuramon atau perahu yang mereka yakini untuk sebuah simbol perahu hantu yang membawa leluhur mereka di ranah kematian.
Bagi Asmat setempat, ukiran dalam kayu lebih termasuk manifestasi dari cara mereka akan melakukan sebuah ritual sebagai mengenang roh leluhur mereka. Populasi Asmat dibagi menjadi dua, yakni mereka yang tinggal di pantai dan mereka yang tinggal di daratan.
Adat Istiadat Suku
Suku Asmat termasuk suku yang tetap setia pada animisme sampai misionaris masuk dengan ajaran baru dan kemudian mulai mengenal pada suatu agama selain agama leluhur mereka.
Dan sekarang komunitas suku ini telah menganut berbagai agama, misalnya Katolik, Protestan, dan bahkan Islam. Seperti halnya komunitas yang secara umum, komunitas Asmat telah melalui berbagai proses dalam menjalankan proses hidupnya, yaitu:
a. Pernikahan
Dalam sebuah proses ini yakni dapat berlaku untuk pria dan wanita yang sudah berusia 17 tahun. Ini dilakukan dengan orang tua para lelaki setelah terhadap kedua belah pihak tersebut telah mencapai sebuah kesepakatan dan melalui adanya suatu ujian dalam keberanian sebagai membeli wanita dengan piring antik yang cerdik.
Dengan berdasarkan nilai moneter dari sebuah kontrak kapal Johnson, pihak laki-laki diharuskan membayar harga kapal Johnson jika ditemukan kurang interpretasi, dan pihak laki-laki dilarang melakukan penyiksaan selama pembayaran, meskipun ia dapat hidup dibawah satu atap.
b. Kehamilan
Selama proses tersebut berlangsung, adanya sebuah generasi dalam masa depan akan berada di suatu tangan yang baik sebagai dapat dilahirkan dengan aman bersama ibu mertua atau ibu kandung.
c. Kelahiran
Tidak lama setelah sang anak tersebut lahir, upacara penyelamatan sederhana yakni akan dilakukan dengan memotong tali pusat dengan Sembilu. Pada sebuah alat tersebut yang terbuat dari suatu bambu yang telah diregangkan. Selain itu, ASI yang akan diberikan hingga usia 2 tahun maupun dalam usia 3 tahun.
d. Kematian
Ketika dalam kepala suku atau pemimpin telah meninggal, tubuhnya akan disimpan dalam sebuah bentuk mumi dan ditampilkan di depan joglo sukunya, tetapi ketika pada kalangan masyarakat umum telah meninggal, tubuhnya akan dimakamkan.
Adanya sebuah proses ini, yakni dapat dilakukan dengan cara diiringi dalam suatu nyanyian dari Asmat dan pemotongan bagian jari dari anggota keluarga yang telah ditinggalkan.
Upacara Adat
Terdapat beberapa upacara adat dalam suku ini, diantaranya akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Ritual Kematian
Orang Asmat tidak tahu cara mengubur mayat. Kematian bukan masalah bagi mereka. Jika seseorang tidak terbunuh, mereka percaya bahwa orang tersebut telah mati karena sihir hitam yang menimpa mereka.
Bayi yang baru lahir yang sudah meninggal kemudian dianggap normal dan tidak terlalu bersedih, dikarenakan mereka percaya bahwa pikiran bayi ingin langsung ke dunia roh. Sebaliknya, pada kematian orang dewasa sangat memprihatinkan bagi komunitas Asmat.
2. Upacara Bis
Upacara bis termasuk salah satu sebuah peristiwa yang paling penting dalam sebuah kehidupan suku Asmat, karena akan terkait dalam ukiran patung leluhur (bis) ketika ada sebuah permintaan dari keluarga tersebut.
Di masa lalu, upacara bis tersebut diadakan sebagai memperingati terhadap anggota keluarga yang sudah terbunuh, dan kematian ini harus dibayar segera dengan membunuh terhadap anggota keluarga dalam pihak yang telah membunuh.
3. Ritual Pembuatan dan Pengukuhan Perahu Lesung
Asmat yakni telah membangun sebuah kapal baru dalam setiap 5 tahun. Ketika akan membuat perahu sampai siap, berapa banyak hal yang harus dipertimbangkan.
Setelah pohon tersebut dipilih, kemudian ditebang, dan akan dikupas lalu diasah di bagian kedua ujungnya, batang tersebut dapat diangkut ke sebuah pembuatan kapal. Sementara itu, braket disiapkan sebagai memegang tali tarik dan tali kontrol.
Pantang yang harus diperhitungkan dalam semua ini, tidak boleh menyebabkan banyak kebisingan di daerah tersebut. Suku Asmat percaya bahwa batang akan bertambah berat jika diinjak sebelum direndam dalam air sehingga tidak bisa dipindahkan.
Baca Juga :
- Politik Kerajaan Kalingga: Masa Kejayaan & Masa Keruntuhan
- Sejarah Kerajaan Pajang: Masa Kejayaan dan Masa Kemunduran
- Latar Belakang Kerajaan Pajajaran: Sejarah, Pendirian & Kejayaan
- Sejarah Musik: Perkembangan dalam Abad Pertengahan
- Pengertian Tolak Peluru: Sejarah, Peraturan & Penjelasan Lengkap
Demikian pembahasan yang telah kami sampaikan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Suku Asmat, adat istiadat beserta upacara adatnya. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semua.