Sejarah Prasasti Talang Tuo: Penemuan & Isi Prasasti

Netter.co.id kali ini akan membahas tentang Sejarah Prasasti Talang Tuo – Prasasti dari Kerajaan Sriwijaya. Sarjana pertama yang membaca dan menafsirkan prasasti ini ialah van Ronkel dan Bosch, yang diterbitkan di Acta Orientalia.

Prasasti ini telah ditemukan pada tanggal 17 November 1920 oleh Palembanger Louis Constant Westenenk di desa Gandus sebelah barat Palembang.

Apa itu Prasasti Tuo? Dalam pembahasan kali ini, kami akan menjelaskan secara singkat dan jelas mengenai prasasti ini. Untuk ulasan selengkapnya, yukk… Simak penjelasan sebagai berikut.

Mengenal Prasasti Talang Tuo

Prasasti Talang Tuo ditemukan pada tanggal 17 November 1920 oleh Louis Constant Westenenk (warga Palembang) di kaki Bukit Siguntang atau Bukit Seguntang dan dianggap peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya.

Secara dilihat dari kondisi fisiknya masih bagus dengan permukaan tulisan datar dengan ukuran 50 cm × 80 cm. Prasasti ini berasal dari tahun 606 Saka (23 Maret 684 M) dan ditulis dengan aksara Pallaw dalam bahasa Melayu kuno, yakni terdiri atas 14 baris.

Seorang sarjana pertama yang telah berhasil membaca dan menafsirkan prasasti itu ialah yang bernama van Ronkel dan Bosch, yang telah diterbitkan di Acta Orientalia. Sejak 1920, prasasti itu berada di tempat Museum Nasional Indonesia di wilayah Jakarta dengan nomor inventaris D.145.p.

Sejarah Penemuan Prasasti Talang Tuo

Sejarah Prasasti Talang Tuo

Ditemukan banyak karakter dalam prasasti ini, termasuk Mwiya. dan Samigra. ŋa yaŋ kāyu ambil wuaḥña. tathapi hāur wuluḥ pattuŋ ityewamādi. punarapi yaŋ parlak wukan kalimat tersebut merupakan bahasa Melayu, yang sering ditemukan dalam peninggalan dari kerajaan srivijaya.

Baca Juga :  Latar Belakang Kerajaan Pajajaran: Sejarah, Pendirian & Kejayaan

Dapat menemukan dengan sebuah prasasti dalam Bahasa Indonesia. Bahasa dalam prasasti tersebut sedikit berbeda dari bahasa saat ini, misalnya pada masa lalu adalah ni dan sekarang yakni di. Peninggalan dari Kerajaan Sriwijaya ini menceritakan mengenai adanya suatu pembentukan taman dengan raja Sriwijaya yang telah menyapa dirinya dengan orang-orang.

Prasasti tersebut telah mengatakan bahwa taman itu memiliki sebuah letak di tempat yang menawarkan pemandangan indah. Tanah tempat taman ini dibuat berbukit dan memiliki lembah dan akhirnya telah mengalir ke arah Sungai Musi.

Isi Prasasti Talang Tuo

Pada 23 Maret 684 M, Taman Sriksetra didirikan di bawah kepemimpinan Sri Baginda Sri Jayanasa. Ini niat dari baginda: semoga yang bisa menanam pinang, kelapa, gula, sagu, serta berbagai jenis pohon, buah-buahan yang dapat dimakan serta bambushaur, pattum dan waluh, serta lain sebagainya.

Dan meskipun tanaman lain dengan bendungan dan kolam dan semua amal yang saya berikan digunakan untuk kepentingan semua makhluk yang dapat bergerak dan yang tidak dan bagi mereka untuk menjadi cara terbaik yakni menjadi sebagai sebuah kebahagiaan.

Jika mereka lapar saat beristirahat atau dalam perjalanan, mereka dapat menemukan makanan dan air minum. Semoga semua kebun yang telah mereka buka akan cepat panen. Semoga ternak dari berbagai spesies yang mereka biakkan dan budaknya.

Saya berharap mereka tidak terkena bencana, tidak disiksa karena mereka tidak dapat tidur. Apapun yang mereka telah lakukan, semua bintang dan planet mungkin dapat bermanfaat bagi mereka dan menghindari penyakit dan penuaan saat melakukan bisnis.

Bahwa semua pelayan mereka akan tetap setia terhadap mereka dan melayani, serta semoga teman-teman mereka tidak akan mengkhianati mereka dan istri mereka akan menjadi seorang istri yang sangat setia. Selain itu, di mana pun mereka berada, tidak akan ada pencuri atau orang yang menggunakan pembunuhan, kekerasan, atau perzinahan.

Baca Juga :  Arsitektur Mesir Kuno: Pengertian & Sejarah Lengkapnya

Semoga dapat memiliki teman sebagai penasihat yang baik. Mudah-mudahan, mereka memiliki kepala dan persahabatan Boddhi dari ketiga Ratnas, serta mereka tidak akan dipisahkan dari ketiga Ratnas.

Dan semoga mereka selalu murah hati, patuh pada aturan dan bersabar. Semoga ada kerajinan, energi, pengetahuan tentang segala macam seni. Semoga pikiran mereka terfokus, mereka mempunyai suatu ingatan, pengetahuan, dan kecerdasan.

Selain itu, saya berharap mereka solid, berlian, seperti Sattva mahakuasa, tanpa akhir, menang dan juga untuk mengenang kehidupan mereka sebelumnya, indera penuh, terbentuk penuh bahagia, tersenyum dengan tenang, suara-suara menyenangkan, suara-suara Brahma.

Semoga mereka terlahir sebagai manusia dan keberadaan mereka berkat diri mereka sendiri, semoga mereka menjadi tempat batu ajaib, kekuasaan atas kelahiran, kekuasaan atas karma, kekuasaan atas noda, dan semoga akhirnya mencapai pencerahan sempurna.

Prasasti ini telah ditemukan pada tanggal 17 November 1920 oleh Palembanger Louis Constant Westenenk di desa Gandus sebelah barat Palembang.

Baca Juga :

Demikian pembahasan kali ini yang telah kami sampaikan yakni mengenai Sejarah Prasasti Tuo. Semoga ulasan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semua.