Netter.co.id kali ini akan membahas Sejarah Konstantinopel – Nama resmi Konstantinopel disimpan dalam dokumen dan koin resmi. Ketika Republik Turki didirikan, pemerintah Turki secara resmi menolak untuk menggunakan nama tersebut.
Ibu kota Kerajaan Romawi, Kerajaan Latin, Kerajaan Romawi, dan Kerajaan Ottoman. Hampir dalam Abad Pertengahan, Konstantinopel ialah sebuah kota terbesar dan paling makmur wilayah Eropa.
Dalam pembahasan ini, kami akan menjelaskan dengan cara singkat, jelas, dan mudah untuk dipahami yakni mengenai Konstantinopel . Yuukk… Simak ulasan selengkapnya sebagai berikut.
Mengenal Sejarah Konstantinopel
Sejarah Konstantinopel dapat berlangsung lama untuk selaras dengan sejarah Kekaisaran Romawi Timur dan kemudian Kekaisaran Bizantium. Sebelum tempat ini menjadi bagian dari Roma Timur, ialah bagian dari Yunani dalam nama yang berbeda.
Dengan berakhirnya dalam suatu Kekaisaran Romawi Timur, Konstantinopel tidak ada lagi. Namun, tempat itu masih digunakan untuk peradaban manusia. Sekarang namanya telah berubah di Istanbul, yakni suatu bagian dari negara Turki.
Sejak awal peradaban, daerah tersebut selalu menjadi sebuah ibu kota. Dalam pengepungan yang telah berlangsung dari hari Jumat, 6 April 1453 hingga Selasa, 29 Mei 1453 (dalam kalender Julian) ketika kota itu ditaklukkan oleh Ottoman.
Kekaisaran Romawi dibagi menjadi dua bagian: Katolik Roma di Vatikan dan Ortodoks Yunani di Byzantium atau Konstantinopel, sekarang Istanbul. Perpecahan ini merupakan sebuah hasil dari konflik gerejawi, meskipun dunia masih mengakuinya sebagai sebuah pusat peradaban.
Konstatinopel telah dikalahkan dengan Muhammad al-Fatih. Ia dilahirkan pada tanggal 29 Maret 1432 di wilayah Adrianapolis yakni merupakan sebuah perbatasan Turki-Bulgaria. Dia naik tahta pada usia 19 dan memerintah selama 30 tahun selama 1451-1481.
Dia adalah seorang sultan Turki Ottoman yang telah menaklukkan sebuah Kekaisaran Romawi Timur.
Konflik Penerus Konstantin
Enam tahun setelah rekonstruksi Konstantinopel, Konstantinus telah mengalami sakit yang sangat parah. Dia telah mencoba berbagai jenis perawatan, tetapi tidak dapat berhasil. Pada 337, Konstantinus akhirnya meninggal.
Dia dimakamkan di sebuah tempat yakni Gereja para Rasul Suci. Setelah kematiannya, terdapat kekosongan dalam kepemimpinan selama beberapa bulan. Pada bulan September 337, ketiga putranya menunjuk untuk Augustus.
Dalam sebuah prosesnya, terdapat suatu konflik keluarga yang telah muncul. Dua paman dan tujuh sepupu mereka dibantai sehingga mereka tidak bisa naik takhta.
Setelah tragedi berdarah itu, ketiga putra Konstantinus berbagi terhadap masing-masing dalam wilayah. Constantine dan Constant telah memerintah pada wilayah Barat, sementara Konstantius memerintah di bagiaan Timur dan ibukota Konstantinopel.
Namun, dalam definisi ini masih menimbulkan gesekan di antara ketiganya. Gesekan ini terjadi selama bertahun-tahun dan akhirnya berhenti pada 353 AD.
Gesekan berhenti karena Constantine dan Constant mati. Tahun ini, Konstantius menjadi satu-satunya pemimpin Kekaisaran dalam adanya Romawi.
Krisis Ikonoklasme
Leo III, yang telah berhasil untuk memerangi terhadap serangan Arab dan, dan telah memulai dalam sebuah pemerintahannya dengan adanya suatu kontroversi agama terbesar dalam sejarah Bizantium.
Dari abad 726 ia telah memerintahkan dalam sebuah pasukan kekaisarannya yakni sebagai melepaskan lukisan Kristus, yang tergantung di gerbang Chalke, lukisan religius paling penting di kota itu.
Dia percaya bahwa penyembahan gambar-gambar ini merupakan sebuah bentuk dalam penyembahan berhala. Iconodul, yang menyembah suatu patung suci, yakni telah berusaha mencegah hal ini dan membunuh pemimpin pasukan kekaisaran.
Prajurit itu telah mengejar ikon tersebut dan membunuh putri dalam pemimpinnya, yakni Theodosia. Akhirnya, Theodosia dikanonisasi sebagai pelindung Ikonik.
Jatuhnya Konstantinopel
Jatuhnya dalam sebuah Kekaisaran Romawi Timur ke dalam tangan Turki, yakni telah dipimpin dengan Mehmed II, Sang Penakluk, yakni dalam tanggal 29 Mei 1453 (Kalender Julian), adalah sebuah peristiwa penting yang mewakili salah satu tanda akhir Abad Pertengahan.
Perubahan kekuasaan dari Kekaisaran Romawi Timur ke Kekaisaran Ottoman berarti bahwa hubungan perdagangan antara Eropa dan Asia Barat terputus di Mediterania.
Dalam suatu persediaan rempah-rempah yakni sebagai dunia Kristen yang sebelumnya telah tersedia di Konstantinopel tidak lagi tersedia karena adanya sebuah konflik antara agama Kristen dan Islam.
Pedagang telah terpaksa menemukan rute lain ke sumber rempah, memimpin orang Eropa ke India dan kepulauan.
Baca Juga :
Demikian pembahasan yang telah sampaikan yakni mengenai Sejarah Konstantinopel dengan secara ringkas dan jelas. Semoga ulasan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda.