Netter.co.id – Mengulas capaian serta tantangan selama satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran: dari ekonomi, program sosial hingga reformasi birokrasi.
Pendahuluan
Pada 20 Oktober 2024, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka resmi dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Seiring telah berlalunya satu tahun masa pemerintahan mereka, penting untuk mengevaluasi apa saja yang telah dicapai — dan tantangan apa yang masih harus dihadapi. Artikel ini mengulas kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran dari berbagai aspek: ekonomi, sosial, birokrasi, dan harapan publik.
BACA JUGA : Pertumbuhan Ekonomi Asia Melambat di 2025: Tantangan & Implikasi
Capaian Utama Pemerintahan Prabowo-Gibran
1. Ekonomi yang Stabil dan Tumbuh
Salah satu sorotan utama adalah kinerja ekonomi nasional. Pemerintahan Prabowo-Gibran mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 5 % dalam kuartal tertentu, yang disebut sebagai salah satu yang tertinggi di antara negara-G20. Inflasi juga dilaporkan terkendali, memberikan fondasi yang lebih kuat bagi daya beli masyarakat.
2. Program Sosial Prioritas
Pemerintahan ini telah menggulirkan sejumlah program sosial cepat (“quick win”). Misalnya, program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk pelajar, ibu hamil, dan balita menjadi salah satu ikon awal pemerintahan ini. Selain itu, layanan kesehatan gratis dan pembangunan “Sekolah Rakyat/Sekolah Garuda” juga diluncurkan untuk meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan.
3. Kepuasan Publik dan Survei Awal
Beberapa survei menunjukkan bahwa masyarakat memberikan respons yang relatif positif terhadap kinerja pemerintahan ini. Sebuah lembaga riset mencatat skor rata-rata 3,07 dari skala 5 untuk kinerja tahun pertama — masuk kategori “sedang”. Sementara survei lain melaporkan tingkat kepuasan publik mencapai sekitar 78,1%.
4. Reformasi dan Efisiensi Anggaran
Reformasi birokrasi dan efisiensi anggaran juga menjadi bagian agenda pemerintahan. Kebijakan untuk meninjau penggunaan anggaran negara dan daerah diluncurkan sebagai langkah menjaga fiskal yang lebih sehat.
Tantangan yang Masih Harus Dihadapi
1. Ketimpangan dan Pemberdayaan UMKM
Meski ekonomi tumbuh, masih ada tantangan struktural yaitu pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta pembagian manfaat pembangunan yang merata ke daerah-tertinggal. Beberapa pihak mengingatkan bahwa stimulus ekonomi belum sepenuhnya dirasakan hingga pelosok.
2. Transparansi dan Implementasi Program
Program sosial cepat memang positif, namun tantangan sering muncul dalam implementasi di lapangan — mulai dari birokrasi yang lambat hingga koordinasi pusat-daerah yang belum optimal.
3. Harapan Publik vs Realita
Meskipun survei menunjukkan respon publik cukup baik, skor “sedang” pada survei lain menunjukkan bahwa masyarakat masih menunggu hasil yang lebih nyata dan terasa dalam kehidupan sehari-hari.
Fokus Program dan Agenda Strategis
Dalam laporan capaian satu tahun, beberapa fokus program yang menjadi prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran antara lain:
- Program gizi dan kesehatan untuk menekan angka stunting dan meningkatkan kualitas hidup.
- Pengembangan pendidikan dan akses yang lebih merata lewat infrastruktur sekolah dan program “Sekolah Rakyat”.
- Penguatan ekonomi rakyat serta penghapusan utang UMKM agar lebih mandiri.
- Reformasi anggaran dan fiskal untuk menjaga stabilitas keuangan negara.
Dampak Terhadap Masyarakat
Kebijakan-kebijakan ini mulai menunjukkan efek ke masyarakat, seperti:
- Pelayanan publik yang lebih cepat dan program sosial yang makin mudah diakses.
- Kesempatan lebih besar bagi pelaku usaha kecil untuk mendapatkan dukungan dan modal.
- Peningkatan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi nasional, yang memberi semangat baru bagi produktivitas dan konsumsi.
Namun demikian, masih ada kebutuhan untuk memastikan bahwa manfaat pembangunan benar-benar “dirasakan” oleh masyarakat luas, bukan hanya di kota besar atau pusat pemerintahan.
Rekomendasi untuk Tahun Kedua Pemerintahan
Agar momentum satu tahun pertama dapat diteruskan dengan capaian yang lebih luas dan dalam, beberapa rekomendasi berikut bisa dipertimbangkan:
- Memperkuat integrasi pusat-daerah dalam program sosial agar tidak terjadi kesenjangan implementasi.
- Meningkatkan mekanisme transparansi dan pelaporan publik agar masyarakat bisa melihat hasil secara langsung.
- Mengakselerasi digitalisasi layanan publik dan ekonomi untuk menjangkau daerah terpencil.
- Memprioritaskan keberlanjutan program sosial agar bukan hanya “sekali jalan” tetapi menjadi budaya pelayanan.
- Fokus pada pembangunan yang inklusif, termasuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan infrastruktur di luar pulau Jawa.
Kesimpulan
Satu tahun pemerintahan Prabowo-Gibran merupakan periode penting yang diwarnai dengan berbagai program cepat dan upaya stabilisasi ekonomi. Capaian-capaian seperti pertumbuhan ekonomi yang tetap solid, program sosial prioritas, dan tingkat kepuasan publik yang relatif baik menjadi modal awal yang kuat.
Namun, tantangan struktural dan harapan publik yang tinggi juga menuntut kerja keras yang terus-menerus. Tahun kedua pemerintahan ini menjadi momentum untuk memperdalam dampak kebijakan, memperkuat implementasi di lapangan, dan memastikan bahwa perubahan yang dijanjikan benar-benar nyata dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Dengan langkah yang tepat dan konsisten, pemerintahan Prabowo-Gibran berpotensi
menorehkan era baru pembangunan yang lebih inklusif dan berkelanjutan untuk Indonesia.
