Netter.co.id – Lurah Manggarai Selatan jadi korban pengeroyokan massa saat aksi demo di DPR. Insiden ini memicu keprihatinan dan sorotan publik soal keamanan pejabat daerah.
1. Insiden di Tengah Demo DPR
Aksi unjuk rasa besar di depan Gedung DPR RI pada tanggal 25 Agustus 2025 menyisakan sejumlah insiden. Salah satunya adalah kabar mengejutkan tentang Lurah Manggarai Selatan yang dikabarkan menjadi korban pengeroyokan massa hingga babak belur. Peristiwa ini menambah daftar panjang potret kericuhan yang kerap terjadi saat aksi massa berlangsung.
2. Kronologi Kejadian
Menurut keterangan saksi di lapangan, insiden bermula ketika Lurah Manggarai Selatan berada di sekitar area aksi dengan tujuan menengahi warga yang ikut serta dalam demonstrasi. Namun, kehadirannya justru menimbulkan salah paham.
- Massa yang terprovokasi diduga salah mengira dirinya sebagai aparat yang menyamar.
- Beberapa orang kemudian melancarkan serangan fisik.
- Situasi memanas hingga akhirnya ia dikeroyok oleh sekelompok massa yang tidak terkendali.
Beruntung, aparat kepolisian yang berjaga segera melerai dan mengevakuasi sang lurah dari lokasi kejadian untuk mendapat perawatan medis.
3. Kondisi Korban
Setelah dievakuasi, Lurah Manggarai Selatan dilaporkan mengalami luka di bagian wajah dan tubuh akibat pengeroyokan tersebut. Ia langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk menjalani perawatan intensif.
Meski kondisinya cukup memprihatinkan, pihak medis memastikan tidak ada cedera serius yang membahayakan jiwa. Namun, trauma psikologis akibat insiden ini diperkirakan cukup besar.
4. Reaksi Pemerintah Daerah
Pemerintah Kota Jakarta Selatan segera menyampaikan keprihatinan atas kejadian ini. Mereka menegaskan bahwa kekerasan dalam bentuk apa pun tidak bisa dibenarkan. Pejabat daerah yang sedang menjalankan tugas harusnya mendapat perlindungan, bukan menjadi sasaran amukan massa.
Pernyataan resmi juga menekankan bahwa pemerintah akan berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.
5. Sikap Aparat Keamanan
Polisi yang bertugas di lapangan menyayangkan terjadinya pengeroyokan tersebut. Mereka menegaskan bahwa unjuk rasa adalah hak konstitusional rakyat, tetapi harus dijalankan secara damai dan tanpa kekerasan.
Pihak kepolisian juga memastikan akan melakukan penyelidikan untuk mengidentifikasi pelaku pengeroyokan. Langkah hukum akan diambil sebagai bentuk perlindungan terhadap pejabat publik maupun warga sipil yang menjadi korban dalam aksi unjuk rasa.
6. Reaksi Publik
Insiden pengeroyokan ini memicu beragam reaksi dari masyarakat:
- Sebagian besar publik menyampaikan simpati dan berharap lurah segera pulih.
- Banyak yang mengecam tindakan anarkis massa, menilai hal itu mencoreng esensi demokrasi.
- Beberapa pihak menilai insiden ini harus dijadikan pelajaran agar mekanisme pengamanan dalam unjuk rasa lebih diperketat.
Di media sosial, nama Lurah Manggarai Selatan menjadi perbincangan, dengan ribuan komentar yang menyoroti perlunya etika dalam menyampaikan aspirasi.
7. Makna dan Dampak Insiden
Kasus pengeroyokan ini menunjukkan betapa mudahnya aksi unjuk rasa berubah menjadi kericuhan jika tidak dikelola dengan baik. Ada beberapa makna penting yang bisa dipetik:
- Perlu pengelolaan massa lebih baik agar aksi berjalan damai.
- Komunikasi antara pemerintah dan rakyat harus diperkuat untuk mencegah salah paham.
- Perlindungan pejabat publik di lapangan menjadi prioritas dalam pengamanan aksi.
Jika insiden seperti ini dibiarkan, dikhawatirkan akan memperburuk citra demokrasi di Indonesia.
Kesimpulan
Insiden Lurah Manggarai Selatan yang dikeroyok massa saat demo DPR menjadi pengingat penting bahwa unjuk rasa harus dilaksanakan dengan tertib dan damai. Kekerasan tidak hanya melukai korban, tetapi juga mencoreng esensi demokrasi yang sesungguhnya.
Pemerintah, aparat, dan masyarakat perlu sama-sama belajar dari kejadian ini: aspirasi tetap bisa disampaikan tanpa harus menimbulkan korban. Sementara itu, publik berharap lurah yang menjadi korban segera pulih dan insiden ini bisa ditangani dengan langkah hukum yang tegas.
