Netter.co.id kali ini akan membahas tentang Latar Belakang Kerajaan Pajajaran – Kerajaan Pajajaran memiliki sebuah letak di bagian Jawa Barat, yang pada abad ke 8 hingga 16 abad. Raja-raja yakni pernah memerintah pada sebuah Kerajaan Pajajaran.
Kerajaan tersebut didirikan pada 923 dengan Sri Jayabhupati, sebagaimana disebutkan terhadap prasasti Sanghyang Tapak tahun 1030 M di desa Bantarmuncang dan Pangcambat di tepi Cibadak, sungai Cicatih, dan Suka Bumi.
Dalam pembahasan kali ini, kami akan menyampaikan secara lengkap dan jelas yakni mengenai Kerajaan Pajajaran, sejarah, awal mula berdirinya. Untuk ulasan selengkapnya, yuk… Simak penjelasan nya sebagai berikut.
Daftar Isi :
Apa itu Kerajaan Pajajaran?
Kerajaan Pajajaran adalah sebuah kerajaan yang telah didirikan dengan orang Sunda. Kerajaan tersebut memiliki sebuah letak di bagian barat pulau Jawa. Dalam masa jayanya, wilayah tersebut yakni telah membentang dari wilayah Cilacap ke wilayah Banten.
Nama lengkap kerajaan termasuk merupakan kerajaan “Pakja Pajajaran”. Pakuan Alone yakni diambil dari sebuah kata nail, sedangkan dalam Pajajaran berarti sejajar atau paralel. Oleh karena itu, Pakja Paranjaran berarti kuku paralel.
Sejarah Latar Belakang Kerajaan Pajajaran
Dalam berdasarkan sejarah Galuh, pada sebuah Kerajaan Pajajaran yakni dapat didirikan setelah Wastu Kancana meninggal pada tahun 1475. Mengapa begitu? Karena setelah kematian sang Rahyang Wastu Kencana, kerajaan Galuh dibagi dalam posisi yang sama antara Dewa Niskala dan Susuktunggal.
Pakuan Pajajaran atau Pajajaran memiliki ibu kotanya di wilayah Pakuan (Bogor) Kerajaan Galuh dan di bawah otoritas Prabu Susuktunggal (Haliwungan), tempat Parahyangan berada, yang tetap berpusat di Kawali di bawah otoritas Dewa Niskala (Ningrat Kancana).
Karena alasan ini, Dewa Niskala dan Prabu Susuk Tunggal tidak diberi gelar “Prabu Siliwangi” karena dalam sebuah kekuatan keduanya yakni tidak mencakup pada seluruh negara Pasundan, seperti halnya seorang Raja Siliwangi I atau Rahyang Wastu Kancana dan Raja Wangi.
Masa Pendirian
Pakuan dalam Pajajaran yakni dapat didirikan pada tahun 1433 dengan Sribaduga Maharaja atau dapat dikenal sebagai Prabu Silihwangi.
Dapat dipahami bahwa nama lain dari sebuah kerajaan tersebut merupakan sebuah hasil karya dari Galuh Sunda, yang dikenal sebagai Galuh Sunda, karena pada dasarnya itu ialah kombinasi dari suatu 2 kerajaan yang dapat didirikan dengan suku-suku Sunda di Qatar Pasundan.
Saat itu, terdapat dua kerajaan di bagian Jawa Barat, yaitu Kerajaan Galuh dengan ibu kota Kawali (sekarang yakni termasuk dalam sebuah pemerintahan Ciamis) beserta Kerajaan Sunda dengan ibu kota Pakwan (sekarang yakni termasuk dalam kota atau kabupaten Bogor).
Adanya sebuah pembentukan dalam Kerajaan Pakuan-Pajajaran atau Sunda-Galuh telah diduga untuk mengantisipasi sebuah Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh terhadap invasi Majapahit, karena Majapahit telah melakukan sebuah serangan terhadap pekerjaan Galuh dan Kerajaan Galuh seperti di Bubat dalam beberapa tahun terakhir Perang telah bahkan telah tertipu.
Dengan adanya sebuah kesatuan dalam kerajaan Sunda dan kerajaan Galuh, Majapahit, tentu saja berpikir untuk menginvasi dalam wilayah Jawa Barat sejak lama. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa pada sebuah Kerajaan Sunda Galuh yakni dapat menyatakan dirinya “Pakja Pajajaran”, yang sesuai terhadap Majapahit.
Puncak Kejayaan Kerajaan Pajajaran
Kerajaan Pajajaran mengalami masa keemasan pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja. Untuk alasan ini, orang-orang di wilayah Jawa Barat yakni banyak berbicara dan berpikir, seolah-olah Siliwangi atau Sri Baduga merupakan seorang raja yang tidak pernah penuh dan hidup selamanya di pikiran dan hati terhadap kalangan masyarakat.
Dalam sebuah pembangunan Pajajaran, yakni selama masa Sri Baduga dapat mencakup dalam semua aspek terhadap kehidupan. Perkembangan spiritual yakni dapat dilaporkan dengan Carita Parahyangan.
Maharaja telah melakukan sebuah hasil karya-karya besar, yakni untuk membangun talaga besar yang memiliki nama Maharena Wijaya yang mengarah ke ibu kota Wanagiri dan Pakuan.
Dia memperkuat (mempertahankan) ibukota, dapat memberikan desa sebuah perdikan terhadap semua imam dan pengikut untuk merangsang kegiatan keagamaan yang menjadi pedoman bagi kehidupan masyarakat.
Kemudian kaputren (Kabinihajia), ksatria (asrama tentara), pertunjukan (berbagai sebuah formasi tempur), Pamingtonan (venue) membuat dalam sebuah pasukan yang lebih kuat.
Adanya sebuah organisasi koleksi upeti raja-raja bawahan dan persiapan hukum dalam sebuah kerajaan. Pengembangan materi ini juga ditelusuri dalam prasasti Batutulis dan Kabantenan, yang dapat diceritakan oleh karyawan Pantun dan penulis Babad. Pada titik ini, mereka masih bisa dilacak, tetapi tidak kurang dihancurkan oleh waktu.
Baca Juga :
Demikian pembahasan kali ini, yang dapat kami sampaikan secara jelas dan lengkap yakni mengenai Latar Belakang Kerajaan Pajajaran. Semoga ulasan ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda semua.