Netter.co.id – Nadiem Makarim menegaskan dirinya tidak menerima sepeser pun dari kasus pengadaan Chromebook, dan menyebut isu tersebut merugikan nama baiknya.
Nadiem Makarim Mengaku Tak Menerima Sepeser Pun dari Kasus Chromebook
Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menegaskan bahwa dirinya tidak terlibat dan tidak menerima sepeser pun dari dugaan kasus korupsi pengadaan Chromebook yang belakangan ramai diperbincangkan publik. Pernyataan ini sekaligus menjadi klarifikasi atas berbagai tudingan yang sempat diarahkan kepadanya.
Klarifikasi Nadiem Makarim
Dalam pernyataannya, Nadiem Makarim menegaskan bahwa seluruh proses pengadaan Chromebook dilakukan oleh pihak teknis sesuai aturan yang berlaku. Ia menolak keras jika namanya dikaitkan dengan dugaan penerimaan dana atau keuntungan pribadi.
“Saya pastikan tidak ada sepeser pun uang dari proyek Chromebook yang masuk ke saya, baik secara langsung maupun tidak langsung,” tegas Nadiem.
Ia menambahkan, segala isu yang menyeret namanya dalam kasus tersebut sangat merugikan, karena mencoreng integritas serta dedikasinya selama menjabat sebagai menteri.
Kronologi Kasus Chromebook
Kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook mencuat setelah aparat penegak hukum melakukan investigasi terhadap program distribusi laptop untuk sekolah. Proyek ini awalnya bertujuan mendukung transformasi digital pendidikan di Indonesia, khususnya untuk sekolah-sekolah di daerah.
Namun, dalam perjalanannya, muncul indikasi adanya mark-up harga dan penyalahgunaan anggaran. Beberapa pihak kemudian mencoba menyeret nama Nadiem ke dalam pusaran kasus, meskipun belum ada bukti konkret yang mengarah langsung kepadanya.
Dukungan dan Pembelaan
Sejumlah pihak memberikan dukungan kepada Nadiem. Beberapa tokoh pendidikan menilai bahwa tudingan tersebut tidak berdasar karena sistem pengadaan sudah diatur dengan ketat. Dukungan publik juga tampak di media sosial, di mana banyak yang menyuarakan keyakinan bahwa Nadiem tidak terlibat.
Selain itu, kuasa hukum yang mendampingi Nadiem menyatakan siap mengambil langkah hukum terhadap pihak-pihak yang menyebarkan fitnah atau informasi palsu terkait keterlibatan kliennya.
Pentingnya Transparansi dalam Pengadaan
Kasus Chromebook ini sekali lagi menyoroti pentingnya transparansi dalam setiap proses pengadaan barang dan jasa pemerintah. Proyek digitalisasi sekolah seharusnya memberikan manfaat besar bagi dunia pendidikan, bukan justru menjadi ajang penyalahgunaan anggaran.
Nadiem sendiri menegaskan bahwa sejak awal, ia mendorong sistem digitalisasi pengadaan untuk meminimalisasi praktik korupsi. Jika ada oknum yang terbukti melakukan kecurangan, maka menurutnya harus ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku.
Dampak pada Reputasi
Meski sudah memberikan klarifikasi, isu yang menyeret nama Nadiem tetap memiliki dampak pada reputasinya. Sebagai tokoh publik sekaligus mantan menteri yang dikenal memperjuangkan transformasi pendidikan, kabar miring semacam ini bisa mengurangi kepercayaan masyarakat.
Namun, dengan klarifikasi langsung, Nadiem berharap masyarakat tidak mudah percaya pada rumor dan menunggu proses hukum yang sahih.
Harapan ke Depan
Kasus ini diharapkan menjadi momentum evaluasi besar dalam sistem pengadaan di sektor pendidikan. Transparansi, pengawasan, dan akuntabilitas harus terus ditingkatkan agar tidak ada lagi ruang untuk praktik curang.
Bagi Nadiem, klarifikasi ini menjadi langkah penting untuk meluruskan informasi yang berkembang. Ia berharap fokus masyarakat tetap pada tujuan besar, yakni memperkuat kualitas pendidikan Indonesia melalui digitalisasi dan inovasi.
Penutup
Pernyataan tegas Nadiem Makarim bahwa dirinya tidak menerima sepeser pun dari kasus Chromebook menjadi penegasan bahwa isu tersebut tidak berdasar. Ia menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada aparat berwenang, sembari menjaga komitmen terhadap integritas dan nilai transparansi.
Kasus ini memberi pelajaran penting bahwa transformasi pendidikan harus berjalan beriringan dengan tata kelola pemerintahan yang bersih, agar manfaatnya benar-benar sampai pada generasi penerus bangsa.