USS New Orleans Krisis 2025: Terbakar 12 Jam di Okinawa

USS New Orleans,

netter.co.id – Pada 20 Agustus 2025, kapal perang Angkatan Laut AS, USS New Orleans, mengalami kebakaran hebat selama 12 jam di lepas pantai Okinawa, Jepang, menyebabkan kerusakan signifikan dan melukai dua pelaut. Insiden ini, yang terjadi saat kapal berlabuh di Fasilitas Angkatan Laut White Beach, memicu respons cepat dari awak kapal, Penjaga Pantai Jepang, dan Pasukan Bela Diri Maritim Jepang. Kebakaran ini mengingatkan pada insiden USS Bonhomme Richard pada 2020, menyoroti tantangan keamanan di kapal perang modern. Artikel ini mengulas kronologi kebakaran USS New Orleans, upaya pemadaman, penyebab yang masih diselidiki, dan implikasi jangka panjang, per 21 Agustus 2

Kronologi Kebakaran USS New Orleans

Kebakaran di USS New Orleans, sebuah kapal dok transportasi amfibi kelas San Antonio, terjadi pada 20 Agustus 2025, sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Menurut pernyataan Armada Ke-7 AS, api mulai berkobar di bagian depan kapal yang berlabuh di White Beach, Okinawa. NHK melaporkan asap tebal membubung dari haluan USS New Orleans, dengan dua kapal tunda menyemprotkan air untuk memadamkan api. Penjaga Pantai Jepang, yang turut membantu, menyatakan bahwa upaya pemadaman berlangsung hingga pukul 09.00 pada 21 Agustus, meskipun Armada Ke-7 mengklaim api telah padam pada pukul 04.00.

Dua pelaut menderita luka ringan akibat insiden ini dan dirawat di fasilitas medis onboard USS New Orleans. Tidak ada laporan evakuasi awak atau tumpahan minyak, menunjukkan keberhasilan respons awal. Namun, luasnya kerusakan pada kapal sepanjang 208 meter ini masih belum jelas. Menurut USNI News, kebakaran yang berlangsung selama 12 jam ini memengaruhi beberapa dek di bagian tengah hingga haluan USS New Orleans, memicu kekhawatiran tentang kesiapan operasionalnya.

Upaya Pemadaman Multinasional

Awak USS New Orleans segera merespons kebakaran menggunakan sistem pemadaman onboard, dibantu oleh kru USS San Diego, kapal kelas San Antonio lain yang berlabuh di White Beach. Armada Ke-7 AS menyatakan bahwa Penjaga Pantai Jepang, Pasukan Bela Diri Maritim Jepang, dan komando Angkatan Laut AS di Okinawa memberikan dukungan krusial. Stars and Stripes melaporkan bahwa Penjaga Pantai Nakagusuku menerima permintaan bantuan pada pukul 17.00, meskipun sempat ditarik kembali sebelum akhirnya diminta lagi pada pukul 19.28.

Gambar dari NHK menunjukkan dua kapal tunda menyemprotkan air ke haluan USS New Orleans, sementara kapal Pasukan Bela Diri Jepang juga turut membantu. Kolaborasi multinasional ini menegaskan hubungan erat antara AS dan Jepang dalam menangani krisis maritim. Menurut CNN, upaya terkoordinasi ini berhasil memadamkan api, meskipun investigasi lanjutan dilakukan untuk memastikan tidak ada sisa bara. Keberhasilan ini mencegah kerusakan lebih parah, seperti yang dialami USS Bonhomme Richard pada 2020.

Penyebab dan Risiko Kebakaran Kapal Perang

Penyebab kebakaran USS New Orleans masih dalam penyelidikan, dengan fokus pada potensi kegagalan sistemik atau faktor eksternal. Carl Schuster, mantan kapten Angkatan Laut AS, mengatakan kepada CNN bahwa kapal perang modern, seperti USS New Orleans, rentan terhadap kebakaran karena membawa bahan bakar, amunisi, dan sistem elektronik dalam ruang terbatas. “Kebakaran adalah ancaman konstan di kapal perang,” ujarnya, mencatat bahwa insiden serupa jarang terjadi sebelumnya di Angkatan Laut AS.

Insiden USS Bonhomme Richard pada Juli 2020 menjadi pembanding. Kebakaran selama empat hari itu, yang disebabkan oleh kelalaian pemeliharaan dan pelatihan, mengakibatkan kapal tersebut dihentikan operasinya dengan biaya kerugian miliaran dolar. The National Interest menyoroti bahwa kebakaran USS New Orleans menunjukkan perlunya Angkatan Laut AS mengevaluasi kembali prosedur pencegahan dan pelatihan pemadaman. Laporan USNI News mencatat bahwa reformasi pasca-Bonhomme Richard, termasuk inspeksi rutin dan pelatihan kru, belum sepenuhnya mencegah insiden serupa.

Implikasi untuk Kesiapan Angkatan Laut AS

Kebakaran USS New Orleans menimbulkan dampak signifikan pada kesiapan Angkatan Laut AS, terutama di wilayah Indo-Pasifik. Berbasis di Sasebo, Jepang, USS New Orleans adalah bagian dari Armada Ke-7 dan berperan penting dalam operasi amfibi, mampu mengangkut hingga 800 Marinir dan peralatan seperti landing craft atau helikopter. Military Times melaporkan bahwa kerusakan akibat kebakaran ini dapat membuat kapal tidak beroperasi selama 60 hingga 120 hari, mengganggu operasi di kawasan strategis Okinawa.

Insiden ini juga menyoroti tantangan kesiapan armada amfibi AS. Menurut laporan Congressional Research Service 2025, tingkat kesiapan kapal amfibi AS hanya 41%, jauh di bawah target 80% yang dibutuhkan untuk misi kritis. Kebakaran USS New Orleans dapat memperburuk situasi ini, terutama dengan meningkatnya ketegangan di Indo-Pasifik. @WarshipCam di X mencatat bahwa insiden ini memicu kekhawatiran tentang kemampuan AS untuk mempertahankan kehadiran maritimnya di wilayah tersebut.

Respons dan Langkah ke Depan

Angkatan Laut AS telah membentuk tim investigasi untuk menentukan penyebab kebakaran USS New Orleans dan mengevaluasi kerusakan. Defense News melaporkan bahwa fokus utama adalah memastikan kapal tetap aman untuk awak dan dapat diperbaiki dalam waktu singkat. Analis seperti Schuster menekankan perlunya peningkatan pelatihan dan prosedur inspeksi untuk mencegah insiden serupa di masa depan. “Kebakaran sebesar ini seharusnya menjadi peringatan,” katanya.

Sementara itu, kolaborasi dengan Jepang dalam pemadaman menunjukkan kekuatan aliansi AS-Jepang. Menurut Nippon.com, tidak ada laporan tumpahan minyak atau dampak lingkungan, menandakan keberhasilan pengendalian krisis. Namun, insiden ini kemungkinan akan memicu diskusi lebih lanjut tentang investasi dalam pemeliharaan kapal dan pelatihan kru untuk memastikan kesiapan operasional di masa depan.